Home
>
News
>
Publication
>
Minyak Bergerak Terkonsolidasi Dibayangi Proyeksi IMF
Minyak Bergerak Terkonsolidasi Dibayangi Proyeksi IMF
Friday, 13 January 2023

Indikator Harga

 

Pembukaan

% Perubahan

EURUSD

1.08520

0.03%

GBPUSD

1.22080

0.07%

AUDUSD

0.69710

0.13%

NZDUSD

0.63920

0.11%

USDJPY

129.260

-0.20%

USDCHF

0.92770

-0.08%

USDCAD

1.33620

0.18%

GOLDUD

1,896.800

0.09%

COFU

78.32

-0.27%

USD/IDR

15,200

0.16%

Fokus Crude Oil:

  • IMF diperkirakan akan tetap mempertahankan proyeksi pertumbuhan ekonomi global 2023 sebesar 2.7 persen.
  • DPR AS mengesahkan UU untuk melarang penjualan minyak dari Cadangan Strategis ke China.

***************************************************************

Jumat, 13 Januari 2023 - Pada penutupan pekan pagi ini, harga minyak terpantau mengalami koreksi turun tipis, tertekan oleh sentimen dari pernyataan IMF. Meski demikian, larangan penjualan minyak dari Cadangan Strategis AS ke China, dan sinyal peningkatan konsumsi bahan bakar di China memberikan dukungan terhadap harga minyak.

Dana Moneter Internasional (IMF) diperkirakan akan tetap mempertahankan proyeksinya untuk pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2023 di level 2.7 persen. Meskipun pertumbuhan diperkirakan akan terus melambat di 2023, namun pelambatan pertumbuhan global akan "keluar dari bawah" dan "berbalik menjelang akhir 2023 dan memasuki 2024", ujar direktur pelaksana IMF Kristalina Georgieva pada hari Kamis. Proyeksi dari IMF tersebut meredam kekhawatiran akan lonjakan harga minyak karena kondisi ekonomi global yang belum sepenuhnya pulih.

Sementara itu, DPR AS pada hari Kamis mengesahkan UU untuk melarang penjualan minyak dari Cadangan Minyak Strategis (SPR) ke entitas mana pun di bawah naungan China. Data terbaru dari Departemen Energi AS menunjukkan bahwa stok minyak di SPR turun hingga menyentuh level 450 juta barel, yang sekaligus merupakan level terendah sejak 1980-an. Dan, hingga saat ini, belum ada rincian lebih lanjut mengenai rencana pengisian kembali. Pengesahan UU tersebut mengindikasikan bahwa tidak akan perilisan tambahan pasokan dari AS ke China dalam waktu dekat.

Sentimen positif lainnya datang dari sinyal peningkatan lalu lintas perjalanan China yang turut membuat peningkatan permintaan bahan bakar di negara importir minyak utama dunia itu. Indeks kemacetan di 15 kota di China dilaporkan telah meningkat sebesar 31% dari minggu sebelumnya, ungkap analis ANZ.

Melihat dari sudut pandang teknis, harga minyak berpotensi menemui posisi resistance terdekat di level $80 per barel. Namun, apabila menemui katalis negatif maka harga berpotensi turun ke support terdekat di level $76 per barel.

DATA EKONOMI HARIAN

Jam

Data

Aktual

Ekspektasi

Sebelumnya

20:30

USA - Export Prices MoM

 

-0.5%

-0.3%

20:30

USA - Import Prices MoM

 

-0.9%

-0.6%

22:00

USA - Michigan Consumer Sentiment

 

60.5

59.7

22:00

USA - Michigan Inflation Expectations

 

 

4.4%

Riset Indonesia Commodity and Derivative Exchange

Crude Oil Daily Newsletter

Member of
© Indonesia Commodity & Derivatives Exchange (ICDX)
Join Our Monthly Newsletter
Follow Us
Contact Us
Midpoint Place, 22nd Floor, K.H. Fachrudin Street No. 26, Tanah Abang, Jakarta Pusat
+62 21 3002 7788