| Pembukaan | % Perubahan |
EURUSD | 1.14670 | -0.33% |
GBPUSD | 1.35290 | -0.03% |
AUDUSD | 0.70760 | -0.03% |
NZDUSD | 0.66190 | -0.17% |
USDJPY | 115.200 | 0.10% |
USDCHF | 0.92500 | 0.09% |
USDCAD | 1.27620 | -0.13% |
GOLDUD | 1806.500 | 0.21% |
COFR | 1320372 | 0.13% |
USD/IDR | 14380 | 0.10% |
Senin, 7 Februari 2022 - Mengawali pembukaan pekan pagi ini, harga minyak terpantau mengalami koreksi pasca negosiasi nuklir AS dengan Iran menunjukkan tanda kemajuan. Meski demikian, secara keseluruhan pergerakan harga masih berada dalam tren bullish didukung oleh keputusan Aramco serta situasi di Eropa Timur yang masih memanas.
Sinyal baru negosiasi AS dan Iran menunjukkan kemajuan pasca Pemerintahan Presiden AS Joe Biden pada hari Jumat memulihkan keringanan sanksi ke Iran untuk memungkinkan proyek kerja sama nuklir internasional. Meski Menteri Luar Negeri Iran pada hari Sabtu mengatakan bahwa keringanan sanksi tersebut belum cukup, namun dengan adanya kemajuan tersebut mengindikasikan potensi pencabutan sanksi lebih lanjut terhadap Iran yang memungkinkan negara itu untuk dapat meningkatkan pengiriman minyak dan menambah pasokan minyak global.
Sementara itu, menyusul keputusan OPEC+ untuk melanjutkan kebijakan produksi sesuai kesepakatan awal, perusahaan minyak negara Saudi Aramco pada hari Sabtu mengumumkan kenaikan harga jual minyak untuk pengiriman bulan Maret dengan pertimbangan bahwa konsumsi global tetap kuat meskipun ada varian Omicron. Untuk pasar utamanya di Asia dinaikkan sebesar 60 sen menjadi $2.80 per barel, dan untuk AS dinaikkan sebesar 30 sen menjadi $2.45 per barel. Kenaikan harga Aramco menjadi katalis positif bagi harga minyak karena sering digunakan sebagai acuan bagi produsen lain di Timur Tengah.
Dukungan lebih lanjut juga datang dari situasi geopolitik di Eropa Timur yang masih memanas. Penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan pada hari Minggu mengatakan bahwa Rusia dapat memilih tindakan militer untuk menginvasi Ukraina kapan saja, atau memilih jalur diplomatik. Komentar Sullivan tersebut dilontarkan setelah dua pejabat AS pada hari Sabtu mengatakan Rusia saat ini telah memiliki sekitar 70% dari kekuatan tempur yang dibutuhkan untuk invasi skala penuh ke Ukraina.
Melihat dari sudut pandang teknis, harga minyak akan berada dalam kisaran Resistance di IDR 1,345,000 - 1,365,000 per barel serta kisaran Support di IDR 1,300,000 - 1,280,000 per barel.
Jam | Data | Aktual | Ekspektasi | Sebelumnya | |||||
17:30 | USA - LMI Logistics Manager Index Current |
|
| 70.1 |