| Pembukaan | % Perubahan |
EURUSD | 1.11960 | 0.12% |
GBPUSD | 1.33240 | 0.12% |
AUDUSD | 0.71950 | 0.14% |
NZDUSD | 0.68740 | 0.07% |
USDJPY | 115.400 | -0.01% |
USDCHF | 0.93370 | 0.01% |
USDCAD | 1.26620 | -0.06% |
GOLDUD | 1789.110 | 0.15% |
COFR | 1116737 | -0.01% |
USD/IDR | 14255 | 0.14% |
Fokus Crude Oil:
Kamis, 25 November 2021 - Harga minyak pagi ini terpantau bergerak terkonsolidasi dibebani oleh sinyal permintaan pasar AS yang sedang lesu serta desakan dari IEA agar OPEC+ turut serta membantu menurunkan harga minyak ke level yang wajar. Meski demikian, China yang menolak untuk berkomitmen seperti beberapa negara konsumen minyak utama lain, memberikan dukungan pada pasar minyak dan membatasi penurunan harga lebih lanjut.
International Energy Agency (IEA) pada hari Rabu meminta OPEC dan sekutunya untuk turut mengambil langkah-langkah yang diperlukan dalam upaya membantu menurunkan harga minyak ke level yang wajar. Kepala IEA, Fatih Birol juga menambahkan bahwa kenaikan harga minyak berpotensi membebani konsumen dan memberikan tekanan tambahan dari sisi inflasi yang akan mendorong bank sentral untuk menaikkan kembali suku bunga, sebuah langkah yang akan menghambat pemulihan ekonomi serta mengurangi permintaan minyak.
Dari sisi pasokan, badan statistik pemerintah AS, Energy Information Administration (EIA) pada Rabu malam merilis laporan mingguan pasar minyak AS yang menunjukkan peningkatan stok minyak sebesar 1.02 juta barel, diluar prediksi sebelumnya yang memperkirakan stok akan turun sebesar 481 ribu barel. Namun, untuk stok bensin mengalami penurunan sebesar 603 ribu barel, lebih besar dari prediksi yang memperkirakan penurunan sebesar 461 ribu barel. Dari sisi produksi, EIA melaporkan terjadinya peningkatan menjadi 11.5 juta barel, dari posisi pekan lalu di level 11.4 juta barel. Laporan EIA tersebut turut menguatkan laporan yang dirilis sebelumnya oleh grup industri American Petroleum Institute (API), yang mengindikasikan pasar minyak AS sedang lesu.
Sementara itu, China pada hari Rabu mengatakan masih dalam tahap pembahasan rencana perilisan cadangan minyak strategisnya dan menegaskan bahwa cadangan minyak strategis yang akan dirilis nantinya hanya akan sesuai kebutuhan. Pernyataan tersebut memberikan sinyal bahwa negara importir minyak terbesar dunia itu menolak untuk berkomitmen mengikuti langkah dari negara konsumen utama lain seperti AS, India, Jepang dan Korea Selatan yang telah mengumumkan komitmen perilisan cadangan minyaknya.
Pasar saat ini masih fokus menanti aksi nyata pasca pengumuman rilis cadangan minyak strategis dari negara konsumen minyak utama, serta keputusan yang akan diambil OPEC dan sekutunya pada pertemuan tanggal 2 Desember nanti.
Melihat dari sudut pandang teknis, harga minyak akan berada dalam kisaran Resistance di IDR 1,140,000 - 1,160,000 per barel serta kisaran Support di IDR 1,100,000 - 1,080,000 per barel.
Jam | Data | Aktual | Ekspektasi | Sebelumnya | |||||
24hr | USA - Thanksgiving Day | - | - | - |