Home
>
News
>
Publication
>
Berbagai Sentimen Negatif Turut Membebani Harga Minyak
Berbagai Sentimen Negatif Turut Membebani Harga Minyak
Wednesday, 14 September 2022

Indikator Harga

 

Pembukaan

% Perubahan

EURUSD

0.9967

-0.02%

GBPUSD

1.1492

-0.02%

AUDUSD

0.6729

-0.06%

NZDUSD

0.5995

-0.03%

USDJPY

144.57

0.15%

USDCHF

0.9613

0.01%

USDCAD

1.3167

0.01%

GOLDUD

1702.4

-0.26%

USD/IDR

14920

0.07%

Fokus Crude Oil:

  1. API Crude Oil Stock Change Meningkat
  2. Inflasi AS yang lebih tinggi dari perkiraan membawa naik pergerakan Dolar AS

***************************************************************

Rabu, 14 September 2022 – Pergerakan Harga minyak mentah menurun pada perdagangan pagi ini ke level $87.40 per barel setelah The American Petroleum Institute (API) melaporkan tingkat inventori stok minyak mentah yang meningkat sebesar 6.035M dari sebelumnya 3.645M. Selain itu, Di China, pembatasan ketat COVID-19 yang sedang berlangsung, Komisi Kesehatan Nasional mengatakan China melaporkan 1.062 kasus baru COVID-19 pada 13 September, di mana 237 bergejala dan 825 tanpa gejala, angka ini lebih tinggi dibanding hari sebelumnya, hal ini turut menekan permintaan minyak mentah menginat China merupakan importir minyak terbesar dunia.

Turut membebani harga minyak lebih lanjut laporan inflasi AS yang lebih panas dari perkiraan pada hari Selasa sebesar 8,3% untuk bulan Agustus pada y/y, kenaikan angka ini menghancurkan harapan bahwa The Fed dapat mengurangi pengetatan kebijakan suku bunga dalam beberapa bulan mendatang sehingga dapat menjadi dukungan bagi sebagian pelaku pasar pada kebijakan The Fed terhadap nada hawkish-nya untuk kebijakan suku bunga pada pertemuan September. Menurut wakil presiden senior BOK Financial "The Fed mungkin menaikkan suku lebih cepat dari yang diharapkan yang dapat menyebabkan sentimen 'risk back off' pada minyak mentah dan penguatan lebih lanjut terhadap dolar, minyak umumnya dihargai dalam dolar AS, sehingga greenback yang lebih kuat membuat komoditas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya."

Meskipun demikian, dalam berita yang beredar Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) pada hari Selasa mengulangi perkiraan untuk pertumbuhan permintaan minyak global pada tahun 2022 dan 2023, mengutip tanda-tanda bahwa ekonomi utama bernasib lebih baik dari yang diharapkan meskipun ada hambatan seperti lonjakan inflasi. Dalam rilisan laporan bulanan OPEC mengatakan permintaan minyak diperkirakan akan meningkat sebesar 3,1 juta barel per hari (bph) pada tahun 2022 dan sebesar 2,7 juta barel per hari pada tahun 2023. Selain itu, terdapat laporan bahwa pemerintahan Biden AS sedang mempertimbangkan untuk mengisi kembali cadangan minyak strategisnya, serta ekspektasi pasar yang lebih rendah untuk kebangkitan kembali kesepakatan nuklir 2015 antara Barat dengan Iran.

Melihat dari sudut pandang teknis, harga minyak berpotensi menemui posisi resistance terdekat di level $90.00 per barel. Namun, apabila menemui katalis negatif maka harga berpotensi turun ke support terdekat di level $84.00 per barel.

DATA EKONOMI HARIAN

Jam

Data

Aktual

Ekspektasi

Sebelumnya

03:30

USA - API Crude Oil Stock Change 

 6.035M

-0.200M

3.645M

19:30

USA - PPI m/m

 

-0.1%

-0.5%

21:30

USA - EIA Crude Oil Stocks Change

 

0.833M

8.844M

Riset Indonesia Commodity and Derivative Exchange

Crude Oil Daily Newsletter


Member of
© Indonesia Commodity & Derivatives Exchange (ICDX)
Join Our Monthly Newsletter
Follow Us
Contact Us
Midpoint Place, 22nd Floor, K.H. Fachrudin Street No. 26, Tanah Abang, Jakarta Pusat
+62 21 3002 7788