Sebagai trader forex, dalam menjalankan transaksi membutuhkan kemampuan menganalisa pergerakan harga dan karakter mata uang tertentu dengan baik sehingga bisa menghasilkan keuntungan yang konsisten. Indikator ini memiliki peran yang penting, salah satunya digunakan untuk mengonfirmasi perubahaan yang terjadi. Trader dapat menggunakan indikator ini sebagai konfirmator ataas analisa yang dibuat sebelum melakukan aktivitas trading.

Analisa fundamental yang trader lakukan biasanya dengan memperhatikan faktor ekonomi, karena faktor ekonomi tersebut kebanyakan sudah terjadwal dan beritanya keluar secara periodik. Sedangkan faktor sosial politik dan eksternal bersifat dadakan. Secara garis besar, Beberapa indikator data ekonomi yang mempengaruhi kuat lemahnya mata uang adalah:

1. Gross Domestic Product (GDP)

Laporan GDP menjadi indikator kesehatan dan pertumbuhan ekonomi sebuah negara. Indikator ini penting untuk analisis fundamental, sebab akan memperlihatkan potensi volatilitas pasar. 

2. Retail Sales Report

Data retail sales mencerminkan keadaan ekonomi AS, sebagai negara adikuasa yang berpengaruh terhadap perekonomian negara-negara lainnya, dan diperhitungkan sebagai tolak ukur terpercaya akan tekanan inflasi. Data ini diambil dari 13 jenis ritel terbesar yang mencakup toko makanan dan minuman, otomotif, restoran, hingga pom bensin. 

3.Employment Data

Data ini menunjukkan tingkat pertumbuhan lapangan pekerjaan suatu negara, gaji, serta tingkat pengangguran. Idealnya, tingkat pendapatan haruslah meningkat secara berkala sejalan dengan tingkat inflasi. Sehingga, turunnya upah pendapatan dianggap merefleksikan kondisi ekonomi yang suram. Pendapatan yang berkurang bisa disebabkan oleh PHK atau perusahaan yang runtuh sehingga menyebabkan pegawainya kehilangan pekerjaan. Tingkat pendapatan negara industri biasanya di survei berdasarkan gender, tingkat pendidikan, dan jenis pekerjaan guna mengetahui trend di setiap kelompok. Data pendapatan yang kerap dijadikan acuan di AS adalah Average Weekly Earnings dan Personal Income.

4.Consumer Price Index (CPI)

Ukuran harga rata-rata produk konsumsi dan layanan, seperti transportasi, makanan, dan kesehatan. Perubahan pada CPI menjadi indikator perubahan harga yang berkaitan dengan biaya hidup. CPI juga menjadi data yang paling sering digunakan untuk mengidentifikasi inflasi dan deflasi. 

5.Monetary Policy Report & Rate Statement

Kebijakan moneter merupakan tindakan bank sentral suatu negara untuk mengontrol jumlah uang beredar dan mencapai pertumbuhan ekonomi. Biasnya dibarengi dengan rate statement bulanan yang merupakan keputusan rate bunga bank.

6.Purchasing Managers Index (PMI)

PMI merupakan indeks yang menggambarkan tren ekonomi dalam industri manufaktur dan layanan. PMI merangkum kondisi pasar dari kacamata purchasing manager (orang-orang yang bertanggung jawab untuk pembelian mesin, suku cadang, bahan baku, dan sebagainya). Data ini sangat berguna untuk melihat kondisi bisnis saat ini dan masa mendatang, sehingga sering digunakan oleh pemangku penting perusahaan, analis, dan investor. 

7.Federal Open Market Committee (FOMC) Statement

FOMC terdiri dari 12 anggota: 7 Board of Governors The Fed, presiden The Fed New York, dan 4 presiden Reserve Bank lainnya. Bagi traders, pertemuan FOMC menjadi waktu penting karena perubahan suku bunga federal fund akan mempengaruhi berbagai variabel ekonomi seperti suku bunga jangka pendek, nilai tukar mata uang asing, suku bunga jangka panjang, pekerjaan, dan harga barang dan jasa.

8.Annual Budget Release

Rilis anggaran tahunan menggambarkan proyeksi perekonomian dan fokus suatu negara. Hal ini tentu akan membantu traders dalam memutuskan posisi pada aset yang ia pilih.

9.European Central Bank Monetary Policy Report & Rate Statement

ECB adalah bank kolektif negara-negara Eropa yang menggunakan Euro sebagai mata uangnya. Peran negara-negara Eropa yang penting dalam perekonomian global, membuat keputusan ECB berpengaruh cukup besar pada pasar. Traders perlu memperhatikan pernyataan-pernyataan dari presiden ECB yang akan memberikan kesimpulan terhadap kebijakan Euro, sebab terdapat motivasi berbeda dari tiap bank nasional negara anggota terhadap kebijakan moneter yang tersentralisasi ini.