Home
>
News
>
Publication
>
Trading Psychology: F.O.M.O
Trading Psychology: F.O.M.O
Tuesday, 11 May 2021

“Trade decisions are not binary, long vs. short. Sometimes doing nothing is the best trade you can make.” 

IIya Spivak- IIya Spivak

FOMO dapat diartikan sebagai kekhawatiran bahwa satu hal yang menarik akan terjadi. Lebih tepatnya, FOMO merupakan suatu keadaan psikologis dimana individu yang mengalaminya memiliki ketakutan bahwa ia akan melewatkan suatu hal yang menarik. 

Pernahkah kita merasa membeli suatu barang karena orang lain membeli barang tersebut, atau pernahkah kita pergi berlibur ke suatu tempat karena melihat orang lain pergi ke tempat tersebut? Jika Anda pernah merasa demikian, bisa jadi tanpa disadari Anda terkena FOMO.

Lantas, apa hubungan trading dengan FOMO? Sebagian dari kita yang pernah berinvestasi–baik pada industri berjangka, aset kripto, pasar modal, atau produk investasi lainnya–pasti pernah merasakan FOMO. Misalnya, apakah kita pernah merasa harus melakukan transaksi beli atau jual, meski kondisi yang terjadi pada saat itu hanya memenuhi satu syarat dari daftar rencana transaksi kita, dan tetap melakukannya karena takut harga akan naik lebih jauh atau turun lebih dalam? 

Mengambil keputusan karena FOMO cukup berbahaya. Jika berlangsung terus-menerus, hal tersebut akan cepat menguras ekuitas yang dimiliki karena keputusan yang diambil tidak berdasarkan rencana trading yang telah dibuat dengan matang.


Bagaimana FOMO dalam trading bisa terjadi?

FOMO dapat terpicu baik dari faktor internal maupun eksternal. Faktor-faktor internal yang dapat memicu kemunculan FOMO antara lain sifat tamak, ketakutan, perasaan gembira, kecemburuan, ketidaksabaran, hingga kekhawatiran. Sifat-sifat tersebut secara alamiah muncul dalam setiap individu. Sementara itu, hal eksternal yang dapat memicu FOMO diantaranya adalah:

  1. Fluktuasi harga
    Dengan harga yang berfluktuasi tinggi, seorang pelaku pasar dapat merasakan FOMO karena takut akan kehilangan peluang keuntungan.

  2. Keuntungan berturut-turut
    Kemenangan yang terjadi berturut-turut dapat memunculkan rasa terlalu percaya diri, sehingga mendorong pelaku pasar bertindak gegabah saat trading.

  3. Kerugian berturut-turut
    Kerugian yang terjadi berturut-turut dapat memunculkan rasa “harus mengembalikan kerugian” dan akan mendorong pelaku pasar untuk bertindak di luar rencana trading-nya.

  4. Berita dan isu
    Mendengar berita atau isu tertentu akan mendorong seseorang untuk bertransaksi karena kekhawatiran bahwa berita tersebut akan menggerakan harga pasar dan pelaku pasar dapat kehilangan peluang keuntungan.

  5. Media sosial
    Salah satu kesalahan terbesar seorang pelaku pasar adalah menelan informasi dari media sosial sebagai dasar keputusan trading tanpa melakukan analisis lebih lanjut.

Setelah mengamati faktor-faktor yang berpotensi memicu FOMO, dapat dilihat bahwa penerapan rencana trading yang disiplin akan membantu menuntun pelaku pasar mengambil keputusan yang bijaksana ketika ia terserang FOMO. Tidak ada formula khusus untuk mengendalikan atau menahan terjadinya FOMO, namun setiap pelaku pasar perlu menemukan resepnya sendiri untuk mengendalikan diri saat terserang FOMO.

Salah satu kisah sukses mengatasi FOMO dilakukan oleh seorang trader profesional yang menyiapkan dua pilihan minim risiko bagi dirinya ketika terserang FOMO. Pilihan pertama adalah menutup layar transaksi dan pergi berkendara beberapa kilometer. Sementara pilihan kedua adalah tetap melakukan transaksi dengan ukuran yang sangat kecil, sehingga apabila terjadi kerugian, hal tersebut tidak akan berpengaruh banyak pada portofolionya.  

Setiap pelaku pasar memiliki cara yang berbeda-beda. Bisa dikatakan memang tidak ada cara yang pasti untuk mengatasi FOMO, sehingga seorang pelaku pasar perlu mengenal dirinya sendiri untuk dapat mengatasi FOMO. (NP)


“Trade according to your strategy, not your feelings.” – Peter Hanks


Member of
© Indonesia Commodity & Derivatives Exchange (ICDX)
Join Our Monthly Newsletter
Follow Us
Contact Us
Midpoint Place, 22nd Floor, K.H. Fachrudin Street No. 26, Tanah Abang, Jakarta Pusat
+62 21 3002 7788