| Pembukaan | % Perubahan |
EURUSD | 1.00720 | 0.02% |
GBPUSD | 1.15410 | 0.02% |
AUDUSD | 0.65010 | -0.11% |
NZDUSD | 0.59530 | -0.13% |
USDJPY | 145.670 | -0.02% |
USDCHF | 0.98530 | -0.02% |
USDCAD | 1.34260 | -0.04% |
GOLDUD | 1,712.500 | 0.15% |
COFU | 88.57 | 0.32% |
USD/IDR | 15,650 | 0.11% |
Rabu, 09 November 2022 - Harga minyak pagi ini terpantau bergerak datar dibebani oleh beragam sentimen negatif, terutama dari perkembangan situasi Covid di China yang kian mengkhawatirkan. Meski demikian, isyarat kecemasan pasar akan pasokan mendekati berlangsungnya embargo terhadap Rusia, memberikan dukungan pada harga minyak.
Jelang pemberlakuan embargo minyak Rusia oleh Uni Eropa (UE) pada bulan depan, kekhawatiran pasar akan ketersediaan pasokan mulai terlihat dari peningkatan permintaan minyak dari Timur Tengah. Mengutip dari Lin Keh-Yen, juru bicara Formosa Petrochemical Corp Taiwan, disebutkan bahwa setidaknya ada sembilan pedagang dan penyuling di Asia dan Eropa yang mengikat kontrak berjangka dengan produsen minyak Timur Tengah. Namun, dengan adanya komitmen pemangkasan produksi yang dijalankan oleh OPEC dan sekutunya, tidak menjamin bahwa semua pembeli akan mendapatkan minyak sesuai kontrak, tambah Lin.
Sementara itu, kota Guangzhou yang menjadi pusat manufaktur global dilaporkan menjadi episentrum baru Covid dengan infeksi harian mencapai 7,475 kasus pada 7 November, yang sekaligus menyumbang hampir sepertiga dari total infeksi harian di China yang telah mencapai 8,335 kasus pada 8 November atau naik dari 7,691 kasus sehari sebelumnya. Perkembangan situasi tersebut memicu kekhawatiran akan mendorong terjadinya pembatasan dan penguncian yang lebih ketat di negara importir minyak terbesar pertama dunia itu.
Dalam laporan Outlook Energi Jangka Pendek yang dirilis pada hari Selasa, Energy Information Administration (EIA) memangkas perkiraan pertumbuhan permintaan minyak dunia pada 2023 sebesar 320,000 bph menjadi 1.16 juta bph. Untuk persediaan minyak global juga diperkirakan akan mengalami penurunan sebesar 1.2 juta bph pada kuartal pertama 2023. Adapun untuk faktor yang membebani pertumbuhan itu datang dari PDB AS yang diperkirakan akan turun sedikit pada 2023, sehingga berkontribusi pada penurunan total konsumsi energi AS pada tahun depan. Meski demikian, EIA mengatakan ketidakpastian dalam kondisi makroekonomi berpotensi untuk mempengaruhi pasar energi dalam periode perkiraan secara signifikan.
Turut membebani pergerakan harga, persediaan minyak mentah AS dalam sepekan melonjak naik sebesar 5.62 juta barel, ungkap laporan terbaru yang dirilis oleh grup industri American Petroleum Institute (API). Laporan tersebut mengindikasikan permintaan yang sedang lesu. Meski demikian, pasar masih menantikan data versi pemerintah yang akan dirilis Rabu malam oleh EIA.
Melihat dari sudut pandang teknis, harga minyak berpotensi menemui posisi resistance terdekat di level $92 per barel. Namun, apabila menemui katalis negatif maka harga berpotensi turun ke support terdekat di level $84 per barel.
Jam | Data | Aktual | Ekspektasi | Sebelumnya |
22:30 | USA - EIA Crude Oil Domestic Production |
|
| 11.900M |
22:30 | USA - EIA Crude Oil Stocks Change |
| 1.360M | -3.115M |
22:30 | USA - EIA Gasoline Stocks Change |
| -1.080M | -1.257M |