Btari Nadine
Jika Anda mencari ‘successful forex trader’ pada mesin pencarian, maka Anda akan menemukan nama Bruce Kovner. Bruce Kovner adalah hedge fund manager legendaris AS; Chairman dari Caxton Associates, perusahaan investasi yang masuk jajaran 10 besar dunia; dan trader komoditi terkemuka. Menurut majalah Forbes, kekayaan Kovner mencapai USD 5.3 miliar pada tahun 2016.
Namun, sebelum mencapai kesuksesannya saat ini, Kovner pernah menjadi sopir taksi, dropout, bahkan mengalami kerugian besar. Mari kenalan lebih jauh dengan trader komoditi sukses asal Amerika Serikat ini.
Bruce Kovner lahir di New York pada tahun 1945. Di masa mudanya, ia sempat menempuh studi ekonomi di Harvard University, tapi kemudian dropout dan gagal meraih gelar Ph.D. Meski demikian, ia tetap melanjutkan studi di Harvard's John F. Kennedy School of Government hingga tahun 1970.
Kovner pun mengerjakan berbagai jenis pekerjaan, mulai dari kampanye politik, belajar alat musik harpsichord, menjadi penulis, hingga sopir taksi untuk memenuhi kebutuhannya. Di masa inilah, muncul ide untuk mencoba trading di pasar komoditi.
Pada tahun 1977, ia memulai dengan trading kontrak berjangka kedelai. Sayangnya, ia belum mengenal manajemen risiko pada saat itu. Ia pun menggunakan dana pinjaman dari Master Card sebesar USD $3,000 dan melihat pertumbuhan hingga USD $40,000. Namun, dalam waktu singkat, dananya tinggal separuh yakni USD $23,000.
Ia pun mengakui bahwa pada masa itu, secara psikologis ia masih cukup tegang ketika trading. Sebagaimana kita ketahui, psikologi trading sangat berpengaruh pada keputusan yang diambil oleh seorang trader. Pada momen ini, Kovner belajar betapa pentingnya manajemen risiko bagi trader.
Belajar dari kesalahannya, Kovner mulai mempelajari trading komoditi lebih dalam. Ia bahkan pernah menjadi trader untuk Michael Marcus di Commodities Corporation (sekarang bagian dari Goldman Sachs) dan membukukan profit hingga jutaan USD. Sejak itu, Kovner mulai dikenal sebagai trader komoditi yang handal.
Pada tahun 1983, ia mendirikan Caxton Associates, sebuah perusahaan trading dengan kekuatan pada diversifikasi aset, dan pernah mengelola dana hingga lebih dari USD 10 miliar. Kekayaan pribadi Kovner bahkan diperkirakan mencapai USD 4.5 miliar pada tahun 2011.
Kovner juga dikenal sebagai seorang filantropi. Pada tahun 1996, ia mendirikan The Kovner Foundation yang mendukung organisasi-organisasi kesenian dan pendidikan, gerakan hak individu, serta studi atau riset terkait prinsip demokrasi Amerika Serikat. Ia juga merupakan Chairman of the Juilliard School, Vice Chairman of Lincoln Center for the Performing Arts, anggota Boards of the Metropolitan Opera, dan anggota American Enterprise Institute.
“Anda mesti yakin Anda akan profit. Memang tidak ada posisi yang menjamin 100% benar, namun Anda harus yakin. Jika Anda mengikuti posisi trader lain yang Anda kurang yakini, Anda akan sulit untuk selalu memperoleh profit.”
Dengan modal awal Kovner sebesar $3,000 dari kartu kredit MasterCard, ia berhasil meraih keuntungan $1,000. Dari total dana itu pun, ia putar kembali dengan trading kontrak kedelai jangka waktu 6 minggu dan tumbuh menjadi sekitar $40,000. Namun dalam waktu singkat, ia mengalami kerugian hingga nilai kontrak menjadi separuhnya.
Dari kerugian pertamanya ini, Kovner introspeksi diri dan akhirnya mengenal manajemen risiko trading. Selanjutnya, ia pun menciptakan struktur pengendalian risiko untuk trading hingga dipercaya mengelola dana investor-investor lainnya.
Taktik trading Kovner menggabungkan analisis fundamental dan teknikal. Dari sisi fundamental, ia sangat memerhatikan dampak intermarket, yang termasuk kondisi ekonomi dan politik dunia. Ia pun dikenal sebagai analis intermarket yang terkemuka.
Sementara itu, pada analisis teknikal ia cenderung mengikuti arah tren dan memanfaatkan waktu breakout (saat harga menembus level-level kunci). Bahkan, beberapa stafnya diwajibkan siap 24 jam untuk dipanggil, khususnya saat breakout pada pasar forex dan commodity futures (komoditi berjangka) lainnya, atau pada saat ada momen penting yang memengaruhi pergerakan harga pasar secara signifikan (misalnya komentar pejabat bank sentral atau pergantian menteri).
Kovner tidak hanya mengandalkan hasil analisis teknikal dan cenderung bertindak berdasarkan market view. Inilah sebabnya Kovner lebih dikenal sebagai macro trader, yang lebih menitikberatkan keputusan trading pada analisis fundamental.
“I almost always trade on market view; I don’t simply trade on technical information. I use technical analysis a great deal and it is terrific, but I can’t hold a position unless I understand why the market should move."