Oleh : Nikolas Prasetia

Hari ini (23/Maret) Rupiah kembali melanjutkan pelemahan yang terjadi pekan lalu. Tidak main-main, berdasarkan situs Bank Indonesia siang ini, kurs jual Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat berada di level 16.691. Merujuk pada nilai tukar yang diumumkan oleh Bank Indonesia, sejumlah Bank Pemerintah dan Swasta nasional pun mematok kurs jual Rupiah disekitar Rp 16.995 per Dolar Amerika Serikat.

Dengan pelemahan yang terjadi hari ini, nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat sepanjang tahun 2020 telah mengalami pelemahan sebanyak 19.60%. Pelemahan yang terjadi tahun ini merupakan yang terparah dialami oleh Indonesia sejak krisis moneter yang terjadi pada tahun 1998 lalu. Tercatat pada 17 Juni 1998, Rupiah pernah mencapai level terlemah di Rp 16.800/US$.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Thomson Reuters, pelemahan Rupiah yang terjadi hari ini merupakan yang paling parah se-ASEAN. Adapun pelemahan mata uang Rupiah ini masih disebabkan oleh sejumlah aspek baik internal maupun internasional. Dimana pada aspek internal, Indonesia terlihat masih berperang melawan pertumbuhan kasus terjangkit COVID-19 yang dari hari ke hari pertambahan kasusnya tidak dapat diacuhkan serta aksi stimulus yang dilancarkan oleh Pemerintah Indonesia.

Sementara dari isu internasional, nilai tukar Rupiah ini juga terpengaruh oleh keperkasaan Dolar Amerika Serikat yang menjadi pilihan para pelaku pasar ditengah mata uang dari sejumlah Negara besar yang mengalami depresiasi akibat aksi stimulus untuk meredam efek COVID-19 terhadap ekonominya. Kenaikan Dolar Amerika Serikat ini juga disebabkan oleh anggapan sejumlah pelaku pasar karena Dolar Amerika Serikat lebih memiliki likuiditas yang tinggi dibandingkan dengan menyimpan mata uang lainnya di dunia, walaupun di Amerika Serikat sendiri kini menghadapi masalah yang sama dengan Negara-negara lain di dunia.