Indikator Harga

Fokus Crude Oil:

• Saudi mungkin akan mulai melonggarkan pemangkasan produksi lebih cepat dari perkiraan, ujar Rapidan Energy Group.
• Inggris desak agar efektivitas batas harga minyak Rusia dapat terus ditinjau.

***************************************************************

Jumat, 29 September 2023 - Pada penutupan pekan pagi ini, harga minyak terpantau bergerak tertekan dipicu oleh potensi Saudi untuk melonggarkan pemangkasan produksi serta desakan Inggris agar batas harga minyak Rusia dapat terus ditinjau. Meski demikian, laporan bernada optimis dari IMF dan minimnya investasi di sektor minyak dan gas AS membatasi penurunan harga lebih lanjut.

Arab Saudi mungkin akan mulai melonggarkan pemangkasan produksi lebih cepat dari perkiraan karena eksportir minyak terbesar pertama dunia itu tidak akan mengambil risiko permintaan yang kembali melemah akibat harga yang terlalu tinggi, ungkap BoB McNally, presiden konsultan Rapidan Energy Group dan sekaligus mantan pejabat Gedung Putih tersebut. McNally melihat dengan harga minyak saat ini yang menuju $100 per barel, akan cukup bagi Saudi untuk menghidupkan kembali produksinya, daripada mengambil risiko lonjakan harga lebih lanjut yang berpotensi merusak perekonomian. Pelaku pasar sendiri menanti berlangsungnya pertemuan OPEC pada 4 Oktober mendatang akan menjadi informasi penting bagi pasar dengan meningkatnya kemungkinan berkurangnya pengurangan pasokan sukarela oleh Aramco.

Turut membebani pergerakan harga lebih lanjut, Inggris sedang membahas keefektifan pembatasan harga minyak Rusia dengan mitra dari negara G7 mengingat adanya pergeseran harga minyak global, kata Menteri Keuangan Inggris Joanna Penn pada hari Kamis. Penn menambahkan bahwa pembatasan harga telah terbukti berhasil menjaga pasokan minyak ke pasar sekaligus mengurangi pendapatan Rusia dan meningkatkan biaya ekspor minyak Rusia, sehingga harus tetap ditinjau terus-menerus.

Sementara itu, Dana Moneter Internasional (IMF) pada hari Kamis melihat bahwa perekonomian China mulai kembali stabil berdasarkan data ekonomi terbaru, selain itu dalam jangka menengah, China diperkirakan akan mempercepat pertumbuhan ekonominya. Juru bicara utama IMF, Julie Kozack mengatakan bahwa IMF optimis China dapat mencapai pertumbuhan sekitar 5% pada tahun ini.

Sentimen positif lainnya datang dari rencana penyewaan minyak dan gas lepas pantai selama 5 tahun dibawah pemerintahan Biden hanya menghasilkan sedikit penjualan sewa, bahkan untuk tahun 2024 sama sekali tidak ada penjualan sewa. Berdasarkan data historis, sejak tahun 1992, tidak ada rencana lima tahun yang memiliki kurang dari 11 penjualan sewa dan sebagian besar memiliki 15 hingga 20 penjualan, menurut data dari Biro Manajemen Energi Laut. Data tersebut mengindikasikan bahwa AS berpotensi kekurangan pasokan energi di masa mendatang karena minimnya investasi di bidang minyak dan gas.

Melihat dari sudut pandang teknis, harga minyak berpotensi menemui posisi resistance terdekat di level $94 per barel. Namun, apabila menemui katalis negatif maka harga berpotensi turun ke support terdekat di level $88 per barel.

DATA EKONOMI HARIAN

Riset Indonesia Commodity and Derivative Exchange

Crude Oil Daily Newsletter