Indikator Harga

Fokus Crude Oil:

• Dampak pengurangan produksi oleh OPEC+.
• Pasar menanti keputusan Plafon Utang AS.

***************************************************************

Selasa, 23 Mei 2023 – Pergerakan harga minyak mentah mengalami kenaikan pada pagi ini ke level $72.10 per barel akibat pendekatan libur Memorial Day yang menandai dimulainya puncak musim mengemudi musim panas di AS, pengurangan produksi oleh OPEC+ mulai berlaku bulan ini juga diperkirakan akan membuat pasar minyak tetap ketat dan Chevron sebagai perusahaan minyak AS terbesar kedua, mengakuisisi produsen PDC Energy Inc untuk meningkatkan produksi, belanja modal, dan arus kas di Amerika Serikat.

Dampak pemotongan produksi OPEC+ mulai terasa sejak berlaku pada bulan ini, dimana produksi minyak di wilayah Kurdistan Irak terus menurun karena arus ekspor ke pelabuhan Ceyhan Turki menunjukkan tanda-tanda dimulainya kembali setelah penghentian yang telah berlangsung selama hampir dua bulan. Total ekspor produk minyak mentah dan minyak dari OPEC+ anjlok 1,7 juta barel per hari pada 16 Mei menurut JP Morgan, menambahkan bahwa ekspor minyak Rusia kemungkinan akan turun pada akhir Mei. Sementara itu, menurut Badan Energi Internasional (IEA) memperingatkan tentang kekurangan minyak yang membayangi pada paruh kedua tahun ini ketika permintaan diperkirakan akan melampaui pasokan hampir 2 juta barel per hari (bpd).

Pada hari Senin, Chevron Corp mengatakan bahwa pihaknya meningkatkan minyak dan gas AS dengan mengakuisisi produsen PDC Energy Inc dalam transaksi saham dan utang senilai $7,6 miliar. Kesepakatan ini untuk meningkatkan output sebesar 260.000 barel produksi minyak dan gas per hari (boed) ke produksi Chevron di cekungan DJ, menjadikan operasinya di Colorado sebagai salah satu dari lima aset bisnis teratas perusahaan dalam hal produksi, PDC Energy menghasilkan sekitar 25.000 barel per hari di cekungan Permian, di mana Chevron mengirimkan 700.000 boed. Dengan mengakuisisi PDC, Chevron akan menambah 10% cadangan, dan meningkatkan belanja modal dan arus kas bebasnya sekitar $1 miliar dalam setahun setelah penutupan kesepakatan.

Yang dapat menekan harga minyak lebih lanjut adalah tentang kekhawatiran atas pembicaraan plafon utang AS dan kemungkinan kenaikan suku bunga AS lebih lanjut. Presiden Joe Biden dan Ketua DPR Kevin McCarthy mengakhiri diskusi pada hari Senin dengan tidak ada kesepakatan tentang cara menaikkan pagu utang pemerintah AS sebesar $31,4 triliun dan akan terus berbicara hanya dalam 10 hari sebelum kemungkinan default utang AS. Menteri Keuangan Janet Yellen mengatakan sangat mungkin Departemen Keuangan tidak lagi dapat memenuhi kewajiban pemerintah paling cepat 1 Juni jika kongres tidak menangguhkan batas utang. Default AS kemungkinan akan memicu kekacauan di pasar keuangan dan lonjakan suku bunga, yang berdampak pada pertumbuhan permintaan bahan bakar baik secara domestik maupun global. Selain itu, terdapat komentar hawkish dari salah satu pejabat The Fed, Presiden Atlanta Raphael Bostic berkomentar bahwa pengetatan kebijakan bertindak dengan lambat, dan dia "nyaman" menunggu bagaimana "segalanya berjalan". Selanjutnya, Presiden Fed Richmond Thomas Barkin mengatakan dia masih ingin diyakinkan bahwa inflasi terus menurun dan kemungkinan masih perlu kenaikan suku bunga setengah persentase poin lagi pada tahun ini.

Melihat dari sudut pandang teknis, harga minyak berpotensi menemui posisi resistance terdekat di level $73.19 per barel. Namun, apabila menemui katalis negatif maka harga berpotensi turun ke support terdekat di level $70.90 per barel.

DATA EKONOMI HARIAN

Riset Indonesia Commodity and Derivative Exchange

Crude Oil Daily Newsletter