Pada 11 Maret 2020, Organisasi Kesehatan Dunia mengumumkan bahwa COVID-19 yang pada awal penyebarannya disebut coronavirus disease sebagai pandemi global pertama sejak wabah H1N1 atau flu babi pada tahun 2009 silam
ika ditanya apa yang menggerakan harga komoditas, tentunya semua akan setuju bahwa itu semua akan kembali ke hukum pasar yakni supply and demand (permintaan dan penawaran). Lantas, untuk komoditi minyak mentah sendiri apa yang dapat mempengaruhi faktor supply and demand tersebut?
Volatilitas si Emas Hitam (minyak mentah) melonjak di bulan April ini. Tak tanggung-tanggung, di awal kuartal kedua 2020 harga minyak mentah dunia pun anjlok tajam hingga mencapai level terendahnya sepanjang sejarah.
Hari ini (23/Maret) Rupiah kembali melanjutkan pelemahan yang terjadi pekan lalu. Tidak main-main, berdasarkan situs Bank Indonesia siang ini, kurs jual Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat berada di level 16.691
Selain minyak sawit mentah yang menjadi komoditas utama Indonesia dan telah menjadi produk yang mendunia, nikel juga menjadi komoditas utama dari golongan logam dan sangat penting baik bagi Indonesia dan bagi dunia
India adalah Negara yang sangat berpengaruh terhadap pasar sawit global karena merupakan Negara konsumen produk sawit terbesar di dunia. 95% minyak sawit di India digunakan untuk memenuhi kebutuhan pangan dan sisanya digunakan untuk kebutuhan industri non-pangan. Total produksi India hanya mampu memenuhi 25% konsumsi domestik, sehingga India harus bergantung pada impor terutama dari Indonesia dan Malaysia.
Menjelang penutupan pekan ke 2 bulan September, pasar minyak global diguncang oleh berita yang cukup mengejutkan, yaitu serangan pesawat tak berawak atau drone pada hari Sabtu (14/9) di sebuah fasilitas pemrosesan minyak daerah Abqaiq dan ladang minyak Khurais, yang keduanya dioperasikan oleh Saudi Aramco, perusahaan produksi minyak milik negara Arab Saudi